Wednesday, November 16, 2022

Akses Jalan Menuju Kelurahan Sungai Genit Dan Batu Teritip Kec.Sungai Sembilan Seperti Kubangan Kerbau Dan Licin



TILIKNEWS.TOP KOTA DUMAI.- Pada pemusiman ( cuaca Exstream ) kapasitas curah hujan yang turun di kota dumai,
cukup signifikan terlebih lagi isu pemanasan global yang di hembuskan, benar terjadi di tanah kota minyak ini. hampir merata, namun dampak buruk yang terjadi di dua kelurahan yang berada di sebelah barat kota Dumai sudah sangat memprihatinkan Apalagi pada musim hujan.


Sebut saja akses jalan menuju kelurahan sungai geniot dan kelurahan batu teritip. melewati akses jalan yang sama, yakni Jalan PU Namanya. 


jalan PU ini merupakan prioritas jalan provinsi yang memiliki wewenang kapasitas  pengerjaanya, namun sangat disayangkan, dalam pelaksanaan dan exsekusi proyek jalan provinsi ini tidak masuk dalam program perioritas dan perhatian khusus pemprov riau, andaikan jalan ini bisa lekas terwujud, tentunya sejahtera masyarakat paling tidak.


Pernyataan dari salah satu tokoh masyarakat bulu hala, Rabu 16/11/2022, Syamsudin mengatakan, Dulu pak (Gubernur - red) dalam kampanye nya di dumai, berjanji akan menyelesaikan pembangunan jalan ini sepanjang lebih kurang 10 Km ( mulai dari Simpang Sungai teras - simpang kanal PU ) akan kami siap di timbun dan selesai selama 3 - 4 tahun saja timbunan sertu (agregatpasir + batu). 



"Namun kenapa timbunan ini tiap tahun nya hanya mendapat bobot panjang 1.300 meter saja setiap tahun nya, Kalau dikali - kali, selama 3 tahun berjalan setiap tahun nya 1.300 meter panjang jalan, berarti baru 3.900 meter saja tahun ini 2022 yang di base, kalaupun selama 5 tahun masa jabatan maka di tahun 2024 nanti. 
Timbunan ini baru sampai pada pangkal jembatan bulu hala. Timbunan base itu, "Jelas, Bang syamsudin sambil senyum sinis. 


masih kurang sekitar 3.500 meter lagi tembus ke jalan simpang kanal.. harap banyak2 bersabarlah sajalah masyarakat sungai geniot dan batu teritip, 'Lanjut Bang Syamsudin sambil senyum lebar. 



Sementara itu, menurut pendapat dari salah satu guru sekolah paud (Buk'Nozika) yang notabene menggunakan akses jalan umum  pemko dumai (Simpang Durhaka), yang hari - hari, pulang balik mengajar ke sekolah, merasa kurangnya kepedulian pemerintah, baik dari provinsi, maupun pemko dumai, sebab, dah lamo kami menunggu jalan ini keras bedengkang ( di aspal ) jangan kan di cor jalan ini, dapat proyek timbunan batu base saje hati kami dah senang dah, sebab oghang nak ke batu teritip pon semuonyo lewat jalan sini jugo yang pakai honda. 


kami dah muak sebetolnyo dan banyak temakan janji2 dah, baik itu anggota dewan dapil 03,  maupun walikota dumai, dari yang dulu dulu lagi, sampai kan lah yang sekarang ne, belom jugo ado nampak tando-tando menimbon jalan ne, samo jugo tidak encotnyo kalau macam itu jugo lah..penat kami ne menempoh jalan yang tak kunjung2 di timbon ini, "Tuturnya dalam bahasa melayu dumai.


Kemudian, Penuturan wak adi penjual sayuran keliling (along - along) salah satu masyarakat basilam baru yang hari - hari berulang ke geniot dan batu teritip menuturkan, " Hajab dah bang jalan kito ini, tambah parah, macam kubang kebau, banyak lobangnya dan penuh lumpor, kadang - kadang bisa masuk jualan ke geniot, kadang - kadang pas mau pulang, hujan pulak. "Eh. malah nginap di jalanlah kami bang, ampun-ampun bang jalannya. 


Walaupun tugas kita bersama untuk menyuarakan permasalahan dan kendala ini ke pihak pemerintah, baik provinsi, maupun pemko dumai berbagai versinya, namun respon positif dan sungguh-sungguh dari pemerintahan untuk mendengarkan aspirasi dari masyarakat langsung sangat di tunggu - tunggu masyarakat luas. (Hamdani). 

No comments:

Post a Comment

Back To Top